Sabtu, 14 Februari 2015

KIDUNG MANUSIA (salah satu judul dari beberapa halaman di buku yang sampe sekarang isisnya belum bisa dipahami)


Aku berada disini sejak awal mula,dan aku masih tetap di sini. Dan aku akan tetap di sini hingga akhir dunia, karena tidak ada pengakhiran bagi keadaan Duka-Cita.


Aku menjelajahi langit tak berbatas, dan membumbung tinggi dalam dunia ideal, dan mengapung pada cakrawala.
Tetapi disinilah aku, menjadi tawanan dalam ukuran-ukuran.


Aku mendengarkan ajaran Konfusius;
Aku menyimak kebijaksanaan Brahma;
Aku duduk di dekat Budha di bawah pohon pengetahuan;
Tapi aku tetap disini, dungu dan bidah.

Aku ada disini ketika Jehovah mendekati Moses;
AKu melihat keajaiban Nazareth di Jordan;
Aku ada di Madinah ketika Nabi Muhammad berkunjung.
Tetapi aku masih disini sebagai tawanan ketakjuban.

Kemudian aku menyaksikan kekuasaan Babilonia;
Aku mempelajari kekuasaan Mesir;
Aku melihat kebesaran pasukan perang Roma.
Namun ajaran yang kuterima sebelumnya menunjukakan kelemahan dan penderitaan dari semua pencapaian itu.

Aku berbincang dengan pesihir daru Ain Dour;
Aku berdebat dengan pendeta-pendeta dari Assyiria;
Aku menggali ilmu dari Nabi-Nabi dari Palestina.
Tetapi aku masih terus mencari kebenaran.

Aku mengumpulkan pesan-pesan bijak dari India yang tenang;
Aku memeriksa peninggalan-peninggalan dari Arab;
Aku mendengarkan pada semua yang bisa didengar.
Tetap saja hatiku tuli dan buta.

Aku menderita di tengah-tengah aturan lalim;
Aku menderita perbudakan di bawah penyerbu-penyerbu sinting;
Aku menderita kelaparan akibat penguasa Tiran;
Masih saja, aku memiliki sebagian kekuatan di salam diriku Yang dengannya aku berjuang menyambut hari demi hari.

Pikiranku terisi, tetapi hatiku kosong;
Ragaku berumur, tetapi hatiku masih bayi;
Mungkin pada masa muda hatiku akan berkembang, tetapi aku berdoa untuk lekas menjadi tua dan mencapai saat kembaliku kepada Tuhan.
Baru pada saat itulah hatiku akan terisi!

Aku berada disini sejak awal mula,dan aku masih tetap di sini. Dan aku akan tetap di sini hingga akhir dunia, karena tidak ada pengakhiran bagi keadaan Duka-Cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar